12 Mar 2011

Bercita-citalah

Kenyataan hari ini adalah mimpi kemarin, demikian pepatah Arab menyebutkan. Sahabat Pembaca, sejarah mencatat manusia besar dalam setiap jamannya adalah orang-orang yang memilki cita-cita besar, bukan sekedar ucapan saja tapi mereka membuktikan dengan segenap usaha dan kesungguhannya.

kali ini saya ingin mengisahkan orang-orang besar yang mungkin masih sedikit yang mengetahuinya. Umar bin Khattab suatu hari meminta para sahabat mengungkapkan apa yang menjadi cita-cita mereka. “Bercita-citalah kalian.” Seorang sahabat menyahut, “aku ingin sekali seluruh bangunan ini terisi emas yang bisa aku infakkan di jalan Allah, sahabat yang lainpun berbicara senada “Aku ingin ruangan ini penuh dengan permata dan mutiara…”

Urwah bin Zubair mengungkapkan cita-citanya ingin menguasai ilmu fiqih dan hadits. Urwah dalam sejarah Islam memang menjadi salah satu tokoh ulama fikih dan banyak meriwayatkan hadits. Abdul Malik bin Marwan mengatakan dirinya ingin menjadi khalifah. Dan ternyata pada masa Daulah Umawiyah beliau menjadi khalifah.

“Begitulah orang-orang besar bercita-cita, mereka tidak takut mengungkapkan apa yang menjadi keinginannya.”

Ada satu poin yang perlu kita ketahui, mengapa orang yang bercita-cita besar terus berusaha walau mereka mengalami berbagai macam kegagalan?. Sebab mereka menyadari, sebuah keinginan besar dan cita-cita tinggi tak bisa diperoleh dengan sedikit usaha dan perjuangan setengah-setengah. Berikut nasihat dari ulama besar yang patut kita renungkan :

“Suatu kenikmatan tidak akan bisa dicapai melalui kenikmatan juga. Barang siapa yang lebih banyak mengutamakan istirahat, maka ia akan didatangi oleh peristirahatannya sendiri. Sebesar kengerian dan kesulitan dalam mencapai sesuatu, sebesar itulah kesenangan dan kelezatan yang dirasakannya,” demikian ujar Imam Ibnul Qayyim Al Jauziyah.

Bagaimana sahabat Pembaca sudah tidak ragu lagi untuk bercita-cita besar? kalaupun kemarin cita-cita atau impian kita berserakan, yuk kita coba mengumpulkan kembali impian-impian tersebut, merangkainya menjadi suatu rencana dan mewujudkannya dengan aksi nyata. Apa yang kita ucapkan dan apa yang kita tuliskan merupakan bagian dari doa. Kalau The Secret mengatakan alam yang akan merespon, tapi saya mengatakan penguasa alam, pemilik alamlah yang akan mewujudkannya. Bukankah Allah sesuai prasangka hambanya?
Anda sedang membaca Artikel tentang Bercita-citalah, jika Anda menyukai Artikel di blog ini, silahkan masukkan email Anda dibawah ini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel baru.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...