Kisruh Dalam Manajemen Persib Setelah Umuh Muchtar Diganti Glen Sugita. Beralihnya kursi Diretur Utama PT Persib Bandung Bermartabat dari Umuh Muchtar kepada Glen Sugita memang sudah diperkirakan. Pasalnya sejak awal Umuh dan pihak konsorsium sebagai pemilik saham mayoritas terlihat kurang begitu nyetel.
Umuh dengan sikpanya yang menggebu-gebu plus militansinya sebagai boboth Persib sangat berambisi mengangkat prestasi Persib. Kewenangannya sangat besar karena selain menjabat Dirut PT PBB, ia juga manajer Persib.
Dengan wewenang itu, ia leluasa mengendalikan Persib, Umuh pun berinisiatif mendatangkan pelatih dan pemain yang dianggap bisa menggerek prestasi Persib. Namun, gaya Umuh menangani Persib yang kadang kurang perhitungan dalam aspek finansial rupanya kurang sejalan dengan kebijakan konsorsium. PT PBB ingin mengelola Persib secara profesional sesuai prinsip bisnis.
Sebaliknya Umuh menilai konsorsium sangat berorientasi bisinis. Ia pun sempat mengeluhkan konsorsium tidak murni memperjuangkan Persib. 'Mereka hanya menjadikan Persib sebagai lahan bisnis,' kata Umuh.
Umuh pun kerap berbeda pendapat dengan konsorsium yang dipimpin Glen Sugita. Dalam perekrutan pelatih di awal musim ini, konsorsium menyodorkan Daniel Darko Janackovic, tapi Umuh sudah punya calon sendiri, yaitu Rahmad Darmawan dan Rene Albert. Belakangan Umuh mau menerima Darko, tapi akhirnya Darko terdepak sebelum kompetisi bergulir.
'Kalau saya tidak mundur, maka dana saya yang sudah dipakai Persib tak dikembalikan. Terpaksa saya mundur karena saya ingin uang saya kembali,' sebut Umuh.
Komentar terakhir inilah yang membuat telinga manajemen PT PBB dan bos-bos konsorsium panas. Selama ini mereka tidak pernah memaksa Umuh mundur dari kursi Direktur PT PBB. Ada pula pernyataan berbau SARA soal keberatannya terkait prang-orang yang mengelola Persib dan pemegang saham seperti dikutip sebuah media online.
Wakil Direktur Utama PT PBB, Muhammad Farhan, membantah tudingan adanya pemaksaan dibalik kasus Umuh. Mundurnya Umuh dari jabatan direktur utama merupakan amanat hasil rapat umum pemegang saham (RUPS) pada 26 November 2010.
'Dalam RUPS disepakati untuk membangun good corporate, kami memang tidak mengharapkan adanya rangkap jabatan. Ketika itu muncul opsi Pak Glen menjadi Dirut PT PBB dan Pak Umuh menjadi manajer tim,' kata Farhan.
Farhan juga mengaku terkejut dengan pernyataan Umuh yang menyinggung SARA karena non-SARA merupakan salah satu prinsip PT PBB, sesuai dengan sikap anti rasisme yang diperjuangkan FIFA.
'Pernyataan ini sangat menghawatirkan. Apa yang salah dengan warga keturunan kalau dia mencintai Persib? Kita juga tidak mungkin membawa Persib keluar dari Bandung,' papar Farhan.
Kekisruhan yang terjadi di dalam manajemen Persib di tengah musim kompetisi secara tidak langsung berdampak pada tim. Pemain merasa tidak nyaman dengan situasi yang tidak kondusif ini. 'Saya berharap persoalannya segera selesai. Tugas kami di lapangan sudah sangat berat,' kata Eka Ramdani, kapten Persib.
Bobotoh sangat berharap Umuh dan konsorsium mau duduk bersama mencari solusi terbaik demi Persib. Menurut Panglima Viking, Ayi Beutik, jika kedua pihak kompak, bisa menjadi kekuatan yang dahsyat. Umuh punya militansi dan tekad besar untuk memajukan Persib, sedangkan konsorsium mempunyai modal dan kemampuan mengelola bisnis.
'Masalah seperti ini biasa terjadi dalam masa transisi. Namun, kalau bisa dilewati dengan baik, saya yakin Persib bakal menjadi klub besar, dari sisi prestasi maupun bisnis. Selama untuk kemajuan Persib, semua kebijakan PT PBB pasti kami dukung,' kata Beutik.
0 komentar:
Posting Komentar