13 Feb 2011

Thank’s Arema, You’ve Gathered Us

Dikirim oleh Khoirotul Amanah(Chori), Aremania Rumit

Sejak kecil istilah “Arema” dan “Aremania” sudah tidak asing lagi untuk telingaku, maklum saja, aku lahir dan besar di Bhumi Arema dengan lingkungan sekitar yang Aremania banget. Meskipun begitu, aku bukan termasuk Aremania (baca: Aremanita) yang ber”loyalitas tanpa batas” dan dibutakan arti kata setia, aku adalah Aremanita yang objektif; mengkritik saat Arema melakukan kesalahan, dan mendukung sepenuh hati saat Arema dalam kebenaran. Menurutku, stadion adalah tempat menyalurkan darah mudaku yang cenderung meledak-ledak dengan sangat aman. Itu karena di stadion, aku bisa menyanyi, menari, dan berteriak mendukung tim kesayanganku; penyaluran ego dengan cara, yang menurutku benar. Daripada aku tawuran, berteriak-teriak di jalanan gak jelas, mending aku datang ke stadion kan? Itulah arti Arema bagiku selama beberapa waktu, sampai aku bertemu dengan dia.
24 Maret 2010. Waktu itu aku sedang menyetir motorku sendirian, pulang dari Stadion Kanjuruhan setelah menyaksikan langsung Arema Indonesia mengalahkan Persijap 3-1. Sambil mengingat-ingat gol di menit-menit awal yang di sarangkan oleh 17 Arema, Esteban Guillen, melalui tendangan bebas, seseorang menyadarkanku dari lamunan. Seorang Aremania yang sedang dibonceng temannya, iseng merekamku yang sedang menyetir sendirian dengan kamera Nokia 7610nya. “Mbak Mbak, boleh minta nomer HPnya gak? Buat kenang-kenangan nih,, kan nganem hari ini.” Godanya. “Penting ya?” jawabku ketus sambil mengakselerasikan laju motorku, menjauh darinya. Tapi mereka terus saja mengejar dan menggangguku yang sedang menyetir, ngeyel minta nomer HP. Karena aku takut terjadi apa-apa saat menyetir, dengan pasrah aku menunjuk kaca helmku, yang memang aku tempeli sticker nomor HPku. Biar mereka cepat pergi, pikirku. Memang benar, beberapa saat kemudian, saat aku mampir ke mushalla untuk menunaikan sholat magrib, mereka menghilang. Lega rasanya. Kemudian, saat sampai di rumah, aku mendapat sms dari cowok yang tadi minta nomerku. Dia mengaku sebagai Khoirul Anam, Aremania Irasnandap katanya. Singkat cerita, kami cepat akrab karena dia orangnya asik. Beberapa hari kemudian, dia sudah dolan ke rumahku. Bertepatan saat itu adalah Bersih Desa di Wajak, desa tempat tinggalku. Mulai dari festival band, karnaval, dangdutan, dia selalu hadir dengan senang hati.


Aku dan Dia
31 Maret 2010. Pulang kuliah, aku sempatkan membeli tiket Arema-Persitara di seorang calo di bawah fly over Mergosono. Dapet 100rb tiga; lumayan murah jika dibanding teman-teman yang dapat 45rb satu, tapi termasuk mahal karena biasanya Cuma 25/26ribu. Sebenarnya ini bukan Big Match, karena Arema berada di puncak klasemen, sedangkan persitara juru kunci. Tapi mau bagaimana lagi, Bapak Presiden RI, SBY, hadir di stadion dalam rangka Konferensi Sepak Bola Indonesia, walhasil harga tiket melonjak. Setelah menggenggam tiket, aku meluncur ke stadion Kanjuruhan. Sambil menyetir, aku melamun (kebiasaan burukku saat menyetir), mengingat-ingat syair yell yang disebarkan melalui SMS oleh The Conductor, sam Yuli Sumpil. “ Selamat datang, di Bhumi kami, bapak presiden Indonesia, O..O!!” kira-kira begitu syairnya, dinyanyikan dengan lagu “Disini Senang Disana Senang”.
Tidak terasa, sudah sampai Kepanjen walaupun belum sampai stadion. Jalanan macet sekali. Tiga kilometer dari stadion, motorku hanya mampu merayap tersendat-sendat 3-5km/jam, padahal langit mulai gelap, tanda akan turun hujan deras. Tapi dengan sabar aku menjalaninya saja, sampai kira-kira, setengah jam kemudian aku sampai di perempatan timur stadion. Disitu hujan tiba-tiba turun dengan deras, dan aku berteduh sambil menunggu Anam menemuiku. Agak lama, kami akhirnya bertemu dan melanjutkan perjalanan ke stadion. Buju buseeettt,, jalanan setelah itu macet total, sehingga kami harus memarkir motor sekitar sekilo dari stadion dan melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki sejauh itu dibawah hujan sebelum sampai ke stadion. Ditambah lagi, saat kami lewat sawah (jalan biasa sangat macet sampai tak bisa dilewati), sepatu kami berkali-kali ambles ke lumpur. “ panas dan hujan kami tak peduli, meski darah mengalir demi mendukungmu,,” hanya itu yang kami nyanyikan untuk menghibur diri. Hahaha,, lebih apes lagi, saat kami sampai di stadion, sebagian besar pintu masuk tribun sudah ditutup karena overload. Jadilah kami masuk tribun 10, yang juga sudah sangat full, sampai-sampai kami tak kebagian duduk. Sekali lagi kami nyanyi,, “ panas dan hujan kami tak peduli, meski darah mengalir demi mendukungmu,,”
Walaupun pengalaman itu menyebalkan, tapi menyenangkan juga. Malam harinya, Anam menembakku. penembakan yang konvensional,, tapi aku toh juga menerimanya. Setelah itu, kami selalu bersama-sama nonton Arema Indonesia berlaga.


Saat kami di Stadion Kanjuruhan
Namun demikian, hubungan kami waktu itu tak bertahan lama. Awal Mei 2010, kami putus tanpa alasan yang jelas.
Tapi rasanya Arema tidak mengizinkan kami putus sampai disitu. Setelah Arema mengunci gelar juara Liga Indonesia 2009/2010 di Pekan Baru dan berpesta di Senayan, di Malang akan diadakan konvoi akbar Aremania pada 2 Juni 2010. Anam, yang aku tahu ikut Tour de Batavia, meng-SMSiku bahwa dia membelikanku kaos JakAngel, dan akan pulang tanggal 2. Spontan, aku menawarinya jemputan. Aku bilang padanya kalau dia mau, aku akan menjemputnya di Stasiun Kota Baru saat dia tiba, dan dia mengiyakan saja. Jadilah Rabu, 2 Juni 2010 itu kami berkonvoi bersama setelah sebelumnya kujemput dia di stasiun sepulang kuliah. Saat itu, penghalang yang selama putus ini rasanya ada diantara kami, rasanya tiba-tiba saja menghilang, dan tanpa ba bi bu, kami balikan deh.
Sampai sekarang, aku masih terus berpacaran dengan Anam, dan Stadion adalah tempat kencan wajib bagi kami. Arema-Persib (Piala Indonesia), Arema-Persija (ujicoba), dan pertandingan-pertandingan lain kami saksikan bersama lagi. Pada laga Arema-Persijap, 20 oktober 2010 kemarin, kami juga kencan di stadion lagi, hitung-hitung nostalgia saat pertama bertemu. Hahaha..


Kita diantara Mereka
Nawak-nawak Aremania dan Aremanita,, doakan agar kami langgeng ya.. sampek tuek sampek elek sampek matek,,
Terimakasih Arema, telah mempertemukanku kami, dan mempertemukan kami lagi
SALAM SATU JIWA!!

Anda sedang membaca Artikel tentang Thank’s Arema, You’ve Gathered Us, jika Anda menyukai Artikel di blog ini, silahkan masukkan email Anda dibawah ini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel baru.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...