Salah satu kolomnis ESPNSTAR.com, Jesse Fink menilai, FIFA-lah yang bisa membantu dan menyelamatkan sepak bola Indonesia yang tengah carut marut. Secara pribadi, saya sependapat dengan itu!
Apa yang akan dilakukan FIFA terhadap Indonesia sekarang ini, setelah Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI), yang selama ini diberitakan sudah menjadi organisasi yang paling dibicarakan orang, khususnya setelah tidak diakuinya, kepengurusan PSSI di bawah Nurdin Halid sebagai Ketua Umum dan Nugraha Besoes sebagai Sekretaris Jenderal-nya.
Menyusul kekisruhan yang terjadi di Kongres PSSI di Pekanbaru, Riau, Sabtu pekan lalu, banyak sekali skenario yang akan diluncurkan, kericuhan toh tetap berjalan, bahkan perang terbuka antara Nurdin Halid dan Menpora Andi Mallarangeng sudah digelar.
Kongres PSSI di Pekanbaru dibatalkan sepihak oleh PSSI dengan alasan keamanan, Nugraha Besoes, mengklaim, peninjau dari perwakilan FIFA, Frank van Hattum yang meminta agar Kongres PSSI dibatalkan.
Van Hattum, yang dicegah untuk mendatangi kongres tersebut, membantah pernyataan Nugraha ini, dan akan memasukkannya dalam laporan ke FIFA.
Sementara itu, Usman Fakaubun, pimpinan sidang kongres tidak meragukan apa yang terjadi, Sekretaris Umum Pengprov Papua ini menyatakan, kongres tersebut dibatalkan oleh PSSI karena pendaftaran delegasi dari pengprov, klub dan pemilik suara lainnya, tidak sesuai yang mereka bayangkan sebelumnya di Kongres PSSI Pekanbaru, artinya, pendukung mereka ternyata tidak sebanyak yang PSSI perkirakan.
Memang, FIFA telah meminta agar PSSI untuk bisa mengontrol kompetisi di luar PSSI, Liga Primer Indonesia, yang digagas pengusaha minyak Arifin Panigoro, tapi buktinya susah dilakukan, meski sudah dicari jalan keluarnya.
Ditambah lagi pernyataan pemerintah Indonesia melalui Andi Mallarangeng yang tidak mengakui PSSI, termasuk akan menghentikan dana APBN dan APBD serta yang paling baku, tidak lagi mengakui kepemimpinan Nurdin Halid sebagai Ketua Umum PSSI dan Nugraha Besoes sebagai Sekretaris Jenderal, karena dianggap tidak becus menjalankan organisasi mereka.
Pemerintah akan menghentikan bantuan dana APBN dan APBD hingga kepengurusan PSSI yang baru terbentuk dalam Kongres PSSI II yang akan digelar di Surabaya, 29 April mendatang.
Jadi, jika PSSI tidak lagi diakui sebagai organisasi yang menjalankan sepak bola Indonesia, Liga Primer Indonesia berbahaya, dan menurut Statuta FIFA, campur tangan pemerintah bisa berakibat sanksi bagi asosiasi yang bersangkutan, dan pemerintah Indonesia tidak mau membuat komentar siapa dan bagaiman pertandingan dijalankan (meski sudah ada pernyataan Menpora dan Ketua KONI/KOI) soal kompetisi, lalu siapa yang akan maju dan menyelamatkan sepak bola Indonesia?
FIFA umumnya memberikan sanksi kepada asosiasi yang bermasalah, dari keanggotaan mereka, karena situasi yang kacau, dan meninggalkannya agar bisa menyelesaikannya sendiri, sebelum kembali dan bertanya, apakah mau dipulihkan lagi?
Tapi Indonesia seharusnya tidak boleh dibuang dari FIFA, karena negara ini terlalu penting bagi sepak bola Asia, dan fans yang sudah lama ingin melihat prestasi dari timnas Merah Putih akan kembali berduka.
FIFA seharusnya membentuk komite darurat untuk mengambilalih PSSI dan menunjuk administrator khusus, untuk memperbaiki dan mengembalikan sepak bola Indonesia bebas dari campur tangan politik dan kemudian, membawa PSSI keluar dari kekacauan ini.
Butuh beberapa bulan, bahkan tahuna, tapi sepak bola Indonesia adalah olahraga yang paling banyak digemari di negara kepulauan ini, tapi betapa kacaunya situasi ini, tentu ada jalan keluar, ya dari FIFA tentunya.
FIFA bisa menyelamatkan sepak bola Indonesia, tidak hanya menemukan jalan keluar, tapi juga menyelamatkan orang-orang yang kehilangan muka mereka.
Dan kemenangan akan dimiliki Indonesia, serta kemenangan bagi sepak bola Indonesia itu sendiri.[*]
Lumba Ubaya Rajasa
Editor in Chief www.arenaku.com
0 komentar:
Posting Komentar