Oleh Hanif Sang Pemberontak Suci
=============
Apa itu cinta, dan bagaimana definisnya dan apa keinginan cinta
itu sendiri, ternyata manusia selalu menerjemahkan sesuai dengan selera
dan sudut pandang diri mereka sendiri, tidak pernah melihat cinta dari
sudut pandang orang lain, ini lah yang menjadikannya bias dan kehilangan
makna bahkan ruh cinta itu sendiri.
Kaum komunis memandang cinta adalah hilangnya kelas sosial dalam
masyarakat, dimana tidak ada orang kaya dan miskin. semua bekerja untuk
kepentingan bersama, begitu kira-kira manifesto cinta yang mereka
impikan. Kaum kapitalis memandang cinta adalah terpenuhinya hak-hak
individu tanpa melihat hak individu yang lain tertindas dan sengsara.
Kaum sekuleris memandang cinta adalah penguasa tidak boleh mencampuri
urusan Tuhan di muka bumi dan Tuhan harus pergi dari lingkungan
kekuasaan. Dan para liberalis menerjemahkan cinta dengan menyerahkan
benar dan salah dalam timbangan mata manusia tanpa intervensi kebenaran
dan kegelapan di dalamnya.
Itulah sudut pandang cinta dari berbagai ideologi, bila di pelajari
mereka sebenarnya kehilangan citarasa dalam memandang cinta, cinta tidak
didudukkan ditempat yang semestinya tanpa intervensi akal dan perasaaan
manusia yang penuh nafsu dan kepentingan dalam memaknai cinta.
Tapi cinta yang paling unik adalah seperti cinta yang di gambarkan
seorang penya'ir yang namanya harum di timur dan di barat,cinta yang
harus bersanding antara air kehidupan dan pedang, dimana dua hal yang
berlainan adalah satu, semua karena cinta, mari kita selami kata perkata
agar kita lebih merasakan cinta yang mengabadi.
Titik yang berkilau yang disebut diri
Selalu memendarkan percikan kehidupan didalam tubuh kita.
Melalui cinta ia semakin bertahan,
Semakin hidup semakin kukuh, dan semakin berkilau.
Melalui cinta esensinya berkobar
Dan perbendaharaan tresembunyinya berkembang
Diri membutuhkan api dari cinta
Dan belajar bagaimana mencahayai cahaya dengan api.
Adalah cinta yang membawa kedamaian dan
begitupun dengan konflik di dunia ini
Cinta adalah air kehidupan dan
juga adalah pedang tajam
Belajar seni menjadi pencinta dan berhasrat mencinta.
Berjuang mencapai mata Nuh dan
Mengidamkan hati Ya'qub.
Menyingkap alkimia di tangan berlumpur
Dan mencium gerbang kemuliaan.
(iqbal).
Hanif Abdullah
Redaktur Majalah Online
sumber : eramuslim.com
0 komentar:
Posting Komentar