
TEMANGGUNG: Sejumlah tokoh lintas agama melakukan pertemuan di Gereja Katolik Santo Petrus dan Paulus di Temanggung, Jawa Tengah, Sabtu (12/3), pascakerusuhan 8 Februari lalu.
Pertemuan dengan tema Indahnya Perbedaan dalam Bingkai Pancasila tersebut antara lain dihadiri Romo Dwi Nugroho Sulistyo, Pendeta Samuel, Gus Miftah dari Yogyakarta, Ketua GP Ansor Temanggung Yami Blumut, dan Ketua Umum Jenderal Soedirman Center Bugiakso.
Gereja Katolik Santo Petrus dan Paulus merupakan gereja yang menjadi korban amuk massa di Temanggung pascasidang penodaan agama di Pengadilan Negeri Temanggung pada 8 Februari.
Bugiakso mengatakan, kerusuhan yang berbau SARA yang muncul di Indonesia belakangan ini karena masyarakat belum memahami benar Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika.
“Kami tidak sepakat jika ada klaim yang paling baik hanya satu agama saja, karena dalam Pancasila tidak seperti itu. Dalam Pancasila dijelaskan Ketuhanan yang Maha Esa. Perpecahan yang terjadi selama ini keliru memahami hal itu, jadi mereka tidak menyembah Tuhan, melainkan menyembah agama,” katanya.
Menurutnya, hal tersebut tidak sesuai dengan semangat Bhinneka Tunggal Ika, substansi yang tepat seharusnya menyembah Tuhan bukan menyembah agama.Ia meminta masyarakat jangan merasa paling benar dan paling baik. Indonesia di masa mendatang tidak boleh terpecah belah oleh kepentingan apa pun.(Ant/OL-01)
Source: media indonesia






0 komentar:
Posting Komentar