13 Feb 2011

Arema, Riwayatmu Kini

Dikirm oleh Hafizh Z Ridho

Malang memang menjadi barometer sepakbola nasional. Bukan hanya karena melihat keberhasilan Arema Indonesia menjadi jawara ISL 2009-2010 saja, tetapi melihat dari antusias masyarakatnya yang gila bola, bertaburannya pemain-pemain bola asal Kota Malang dipersepakbolaan nasional Indonesia, bertumbuhnya pemain-pemain muda asal Malang yg dipercaya untuk membela tim nasional, sarana dan prasarana sepakbola yang berkelas internasional, serta melihat sejarah sepakbola Kota Malang yang panjang.
Arema Indonesia, satu-satunya klub sepakbola di Indonesia yang lahir mandiri tanpa meminta jatah upeti dari rakyat ini paling banyak menyumbang pemain-pemain nya untuk PSSI. Memang ada perubahan yang luar biasa setelah klub berlambang singa ini di ambil alih oleh Andi Darussalam. Miris sekaligus bangga, itulah yang dirasakan publik sepakbola malang. Bangga,karena arema indonesia menjadi juara ISL 2009-2010 dan miris karena klub kebanggaan Aremania ini ditunggangi salah satu antek “sang puang” Nurdin Halid.
Semenjak orang-orang PSSI masuk dalam tubuh managemen Arema, praktis Kini Tidak ada lagi sanksi “konyol” berlebih dari PSSI untuk Arema, tidak ada lagi “kejahilan” PSSI untuk menghambat Arema berprestasi. Dan yang paling mengherankan adalah tidak ada lagi suara Aremania yang berteriak lantang untuk mereformasi PSSI.


Saat demo menentang Nurdin Halid
Teriakan-teriakan dukungan Aremania untuk klub berjuluk Singo Edan ini tak bisa diragukan lagi. Kreatif, atraktif, santun,hormat dan memang layak menjadi panutan suporter-suporter lain. Teriakan kritikan bagi PSSI, teriakan menurunkan Nurdin Halid, teriakan revolusi PSSI, dahulu begitu lantang diteriakkan Aremania. Bersatu dengan kelompok suporter lain, mereka ramai-ramai berteriak bahwa PSSI harus di revolusi.
Tapi kini,kemana suara itu?…

Suara lantang dari Aremania yang jantan dan satria, suara pedas dari kota Malang Raya. Bahkan kini, Aremania seolah menjadi sahabat baik PSSI.
Dengan bangga orang-orang yang mengaku Aremania ini, bermanis-manis di depan orang nomer satu di PSSI. Pengalungan bunga, hingga menggelar demo sebagai bentuk dukungan kepada Nurdin Halid atas tekanan dari berbagai pihak yang menginginkannya turun, lengkap dengan atribut Aremania. Sebuah tindakan yang terlihat dungu di mata suporter lain. Disaat publik menginginkan reformasi PSSI, Aremania dengan terang-terangan membela PSSI.
Kemana mereka yang dulu, Aremania yang bangga dengan Malang, Aremania yang tidak munafik, Aremania yang tidak pernah takut, kini hanya tinggal Aremania yang menjadi “sahabat baik” PSSI, menjadi sahabat mafia sepakbola Indonesia.


Atraksi Aremania saan di Stadion Kanjuruhan
Yah…mungkin mereka lakukan itu demi Arema, rela mengorbankan kehormatan sebagai Aremania demi membela PSSI agar Arema “aman” karena tikus-tikus mafia sepakbola telah masuk ke tubuh Arema. Tapi Relakah publik Kota Malang ditunggangi, didikte dan di politisasi?…
Sebagai penulis disini, saya merindukan teriakan-teriakan lantang untuk mereformasi PSSI dari kalian Aremania. Jangan takut, jangan munafik, lawan mafia-mafia sepakbola itu.

Diam berarti membiarkan Arema dijajah, membiarkan Arema hancur dan membiarkan Arema, klub yang dicintai seluruh rakyat Indonesia menjadi alat kepentingan politik.
Di Kanjuruhan kami hormat, di Kanjuruhan kami bangga, di Kanjuruhan kami setia, di Kanjuruhan kami bernyanyi, dalam satu warna biru untuk Arema.

We proud and Always Blue

Anda sedang membaca Artikel tentang Arema, Riwayatmu Kini, jika Anda menyukai Artikel di blog ini, silahkan masukkan email Anda dibawah ini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel baru.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...